Pernah punya trauma? Mungkin yah. Ada gak sih orang gak punya trauma? Dulu, waktu kecil saya pernah dipatok ayam dalam jumlah yang banyak. Bayangin badan saya masih kecil yak, belum segede ini. Terus pas sudah SMP an, beberapa kali turun angkot, langsung dipatok ayam. Sakit? Sakit pisan. Saya kira ayam teh kecil lah. Tapi paruhnya teh keras dan ujungnya tajem yah. Nyebelin. Ayo kita makan saja mereka! *Nyambung yes*
Nah, kalau dulu level ketakutannya adalah “cuma ayam”, pas sekarang dah jadi mamak-mamak, alhamdulillah gak takut lagi. Soalnya kesian anak saya kalau saya takut. Ntar dia juga takut ngikutin saya.
Eh, setelah berani sama ayam, ada suatu kejadian yang membuat saya tertusuk… hatinya. *Eaaaa*. Dan ternyata saya lebih memilih kegores silet sekalian dibanding tertusuk hati. *Makin eaaa*. Karena kegores silet bisa sembuh cepet. Apalagi make betadine.
Dan setelah hatiku tertusuk tajam itu. Sejujurnya, ada sesuatu yang terus membayang-bayangi pengelihatan saya tentang masa depan. Di saat dulu saya sangat optimis untuk melangkah, sekarang saya menjadi seorang peragu. Semua dilihat dari kacamata paling pesimis yang mungkin terjadi.
Sedih? Sedih. Tapi kesedihan itu bisa berkurang ketika saya melihat keluarga kecil saya yang penuh keceriaan. Lalu saya berkata pada diri saya, be strong, for them!
Tapi ternyata menghilangkan trauma itu tidak mudah. Sekali saya memaafkan, tapi bayangan itu bisa terus muncul. Saat sulit tidur, saat merencanakan banyak hal ke depan. And I think, I am sick. I need pain killer.
Kalau dalam situasi ini, saya selalu ingat firman Allah, “Jadikanlah shalat dan sabar menjadi penolongMu.”
Disitu saya merasa, ok. Ini bagian dari hidup yang harus saya jalani. It all already happened. Sekarang, kebahagiaan saya, saya yang tentukan. Mau terus menderita dengan bayangan masa lalu? Atau mau menjadikan bayangan itu suatu motivasi, untuk memperbaiki hidup ke depannya jauh lebih baik?
Mau kacau dengan segalanya? Apa mau menjadi jauh lebih hebat karena mampu membalikkan keadaan menjadi jauuuuuuuuuuuuuuuuuuh lebih baik?
Thank you Allah for the pain you gave. Now I know, that life isn’t for a childish girl. Life is well served for the toughest one, and you know I can handle it as you gave me all the things I need. Please guide me to always be thankful for everything. Ya rahman, Ya rahiim, please guide me, guide me to always be on Your way.