Buat suami, anak, ibu dan saudaraku, mungkin ini kata-kata gak asing lagi di telinga. Entah kenapa saya hobi betul lupa naro kacamata atau kunci mobil/motor. Saking canggihnya otak ini, kadang saya merasa kalau semua benda itu cerdas jadi bisa datang ke saya kapanpun saya butuhkan. Maka dari itu, saya tidak pernah mengingat dimana saya terakhir menaruh barang-barang tersebut *yes ini pembelaan aja*.
Nah, untuk mengatasi hal tersebut, di tempat familiar seperti rumah, atau rumah ortu saya suka nandain spot-spot yang kemungkinan besar saya bakal naro benda-benda tersebut di tempat itu. Misalnya, di rumah saya, saya suka menaruh kacamata di rak sabun kamar mandi, jendela ke dapur dan meja kecil di kamar. Eh, ada lagi, di samping bantal. Jadi, ya kalau mau naro berusaha di tempat-tempat itu, walaupun mungkin harus bergeser 2-3 meter dari posisi uenak saya ketika itu.
Dan, yes, beberapa kali berhasil, kalau dah lama gak make kacamata, dan lupa, pasti ada di tempat itu.
Suatu hari, ketika saya mempersiapkan bahan masakan untuk esok hari, terdengar percakapan suami dan Khaleed yang menandakan bahwa Khaleed menemukan kacamata saya, memakainya, dan kemudian atas permintaan ayahnya, menunjukkan aksi memakai kacamata Bundanya ke saya yang sedang di dapur. Karena terlalu fokus sama piasu yang lagi ngiris-ngiris, maka saya cuman menjawab dan melihat sekilas aksi Khaleed tersebut.
Tidur dan bangun, kemudian masak dan bersiap berangkat, kok kacamata gak ada di tempat-tempat khas tersebut? Rasanya kemarin yakin banget naro di jendela ke dapur. Dan sampe pusing nyari-nyari kemana-mana. Gak ada dong. Gak mungkin lah ilang di rumah. Saya tahu banget dimana saya akan biasa menaruh kacamata kalau di rumah. Kalau di rumah ortu, bolehlah lupa. Tapi ini, arrgh!! Masa strategi kali ini gagal? Ada tempat menaruh kacamata lain gitu selain yang udah saya tandain?
Agak stress karena bisa telat suami kalau kelamaan cari kacamata. Dan kayaknya doi juga udah kesel karena ini yang kesekian kalinya. Hufh!
Dan tiba-tiba, teringat kalau Khaleed tadi malam make. Dan saya tanya, dimana kacamata Bunda. Khaleed hanya menjawab, Khaleed gak tahu Bunda. Oh, OK. Emang kadang kalau barang-barang yang gak penting buat dia, dia suka lupa. Beda sama kalau naro mainan mobilnya, kemungkinan besar dia bakal inget naro dimana.
Dan suami akhirnya turun tangan bantuin nyari juga. Saya pun keceplosan, “Yah, kalau dah dimainin Khaleed mah jangan-jangan di kulkas.”
Suami pun bergegas ke kulkas. Dan… TARAAAA! Ada dong. Terus Khaleed tiba-tiba, “Eh, iya Bunda, Khaleed taro di kulkas. Khaleed yang ambil ya Bunda…”
Suami yang tadinya udah menemukan dan mengambil di kulkas terpaksa buru-buru masukin kacamatanya lagi ke kulkas daripada Khaleed tantrum pagi-pagi karena ayahnya keburu ambil duluan.
“Ini kan Bunda kan, kacamata Bunda ada kan di kulkas.”
“Hmmmm… Makasih Khaleed…,” pengen makan Khaleed rasanya.