Teman Belanda

Baru ngeh. Di usia saat Khaleed bertemu dengan Noah, anak Belanda, di Daycare, itu mirip sama ketika saya kecil di Aceh dan memiliki tetangga bernama, Nicky, sama orang Belanda juga.

Cuman sayangnya pertukaran budaya Khaleed dan saya berbeda. Khaleed bertemu di Daycare yang kental dengan budaya Indonesia dan Islam. Sedangkan saya bertemu di daerah netral (komplek tertutup berisi pekerja yang sebagian besar pendatang dan orang Belanda). Sehingga ada kesempatan bagi saya melihat bagaimana suasana rumah orang Belanda. Begitu juga Nicky. Sedangkan Khaleed tidak memiliki kesempatan bagaimana suasana rumah Noah. 🙂

Tapi ada yang unik dari pertemanan Khaleed dan Noah. Khaleed terpengaruh kosakata Bahasa Belanda. “Nei” “Oto”. Kalau saya? Gak tahu, gak inget. Haha.

Udah aja tulisan teh cuman ngomongin ini. 🙂 Penting abis!

Advertisement

Learn How to Learn

Belajar. Pekerjaan saya sekarang adalah belajar setiap hari. Membaca paper. Mencari yang ilmunya dapat saya manfaatkan untuk mengembangkan riset saya. Arahan pembimbing terakhir sangatlah jelas. Jika ada sebuah rute, maka pembimbing saya sudah memberikan titik-titik persinggahan yang harus saya tempuh untuk menuju hasil riset yang kami inginkan. Sekarang membaca paper, bertanya, tujuannya tidak lain untuk menemukan cara berpindah dari satu titik ke titik yang lain yang sudah jelas itu.

Namun saya bingung. Stuck. Saya tidak yakin. Hufh! Ya Allah berikanlah aku petunjuk untuk belajar. Ajarilah aku cara belajar sehingga cara untuk berpindah itu bisa saya temukan, pahami dan implementasikan. Help meeee….

Sebelum Menulis Proposal (Lagi)

Yak, proposal deadlinenya malam ini dan belum beres. Sudah dua hari ini sampe rumah dan memeluk Khaleednya jam 7. Hufh! Ya Allah beri aku kekuatan untuk hari ini menyelesaikan semuanya. Bisa direview oleh pembimbing dan bisa melakukan revisi seminggu ke depan dengan baik juga.

I follow my heart. I follow my passion. I love my work. I love my family. Yeah…

Mencari Secangkir Semangat

Bahasanya mirip banget kayak iklan kopi yah. Punten ya merk kopi, saya pinjem istilahnya. Kenapa mencari secangkir semangat? Karena ketika kita berada di kondisi sudah tahu apa yang harus dilakukan, sangat jelas semua petunjuk, sudah banyak pengetahuan yang dihimpun, namun kita tidak bisa menuliskan dengan baik dan benar semuanya, disitu yang dibutuhkan bukan membaca, belajar atau pun bertanya-tanya ke orang lain. Just do it! Lakukan saja. Dan ternyata gak segampang itu Just Do It teh. Perlu semangat.

Kemana semangat? Kayaknya dia lagi pergi, datang, pergi, datang. Dan sekarang karena gak ada semangat, mentok banget mau nulis proposal riset yang deadlinenya ada dua, malam ini dan seminggu lagi. T_T Sutress banget nih. Soalnya hawanya pengen banget liburan, jalan-jalan, main bercanda sama Khaleed. Gak ke kampus. Enggaaaaaak. Tapi harusssss. Karena itu cita-cita saya. Hmmm.

Baiklah, sekarang menulis saja. Biarkan apa yang membuat stress ini mengalir melalui tulisan gak jelas ini. 🙂 Semoga bisa cukup ngebuang lemak-lemak di otak (emang ada?) yang ngeganjel yang ngebuat otak mentok mau nulis apa di proposal. Tumpukan paper yang minta dirangkum, emang bikin tekanan hidup menaik berlipat-lipat. Tapi gapapa Nda. Tersenyum aja. Senyum jahat ke paper-paper itu.

“Hey, paper, gw tau perlu keringat dan darah untuk menghasilkan tulisan-tulisan lo. Tapi liatin, gw bakal bikin yang lebih bagus dari lo-lo semua. Hah!!!”

*Orang gila*

Ah, sudahlah. Sekian curhatan siang mentok ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian yang rela membaca dan menyelami curhatan saya ini.

Wassalam

Lawan Kata

Di mobil sedang perjalanan menuju suatu tempat… Khaleed dengan asyiknya menyantap snack di mobil sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri. *nyamnyam* Lalu Bunda mengingatkannya,

“Mas Khaleed makannya duduk, pakai tangan kanan.”

“Oh kalau berdiri pake tangan kiri ya bun?”

*Astaghfirullahaladzim*

Temannya Ayah Buang Sampah

Semoga si Neng temennya ayah gak baca blog ini. Haha.

Jadi ceritanya kami bermain-main ke taman Superhero kemarin Sabtu. Setelah digagalkannya jadwal bimbingan yang rencananya diadakan jam 8 pagi. Setelah capek bermain, Khaleed saya tawarkan susu dan snack. Dan dia mau. Lalu seperti biasa, jurus mengingatkan sebelum kejadian dikeluarkan,

“Nak, minum dan makannya duduk yah. Trus nanti setelah selesai kita buangnya di tempat sampah yah.”

“Ok Bunda”

*Nyam nyam. Makan. Minum*

“Udah Bunda”

“Oke. Ayo Bunda anter ke tempat sampah. Bunda bukain, Khaleed masukin ya sampahnya.”

*plung*

“Pinter. Anak Bunda hebat ya kalau punya sampah buangnya ke tempat sampah.”

“Iya Bunda. Gak kayak temen Ayah ya buangnya sembarangan.”

Lalu saya dan suami saling memandang. Dan saya mengernyitkan dahi tanda bertanya siapakah gerangan?

“Ang**** bun. Tadi pas makan roti gempol buang tissue semabarangan.”

Lalu kami tertawa terbahak-bahak. Betapa si Khaleed meuni memperhatikan segitunya orang buang sampah sembarangan. :))

2 Bulan Bersamanya

Ceileh judulnya pasti pada geuleuh yah. Macam status-status BBM emak-emak galau gitu. Haha. Emang saya mah emak-emak galau. Yang dua bulan ini Insya Allah gak akan galau lagi. Soalnya suami ditempatin di Bandung selama 2 bulan.

Dan ternyata yah, bahagia yah bahwa setiap bangun pagi, ternyata kami bertiga. Sarapan bertiga. Berangkat ke daycare, kampus dan kantor bertiga. Trus pas pulang bertiga. Trus pas weekend berasa lama karena gak ada adegan ngelepas suami ke travel malem senin untuk kerja lagi di Jakarta. 🙂

Saya gak pernah tahu mana sebenarnya yang terbaik. Antara Ayah kerja di Jakarta, dimana pun, atau di Bandung, Saya serahkan sepenuhnya yang terbaik adalah yang Allah pilih. Kalau ternyata habis ini ditempatkan di tempat lain lagi ya berarti memang itu yang terbaik menurut Allah. 🙂 Yang jelas, untuk hari ini, saya berterimakasih, bersyukur atas nikmat ini.

Lelah masak, lelah bekerja di rumah, lelah ngampus, terbayarnya cepat melihat kami bertiga bisa berkumpul terus. 🙂 Walaupun untuk 2 bulan, tapi ini luar biasaaaaaaa.

Kuper Deh Bun

Dan hari ini, dengan semangat 45, “Ayah, Bunda kayaknya hari ini full nih. Kuliah dari pagi sampe sore.”

“OK.”

Dan sampailah di kampus. Kok sepi? Heh? Pada kemana orang-orang? Ckckck. Bolos gak kira-kira seangkatan. Lalu saya masuk ke kelas, eh, kok dikunci? Wah, ngajak bolosnya sistematis nih pake dikunci-kunci segala. Yaudahlah, da aku mah apa atuh, bolos seangkatan gak dikasih tahu, yaudah we saya pulang juga. Pas di jalan, ketemu temen.

“Ngapain Mbak Adin?”

“Eh? Tadinya mau kuliah, tapi gak jadi.”

“Lah, kan emang dah gak ada kuliah.”

*Muka cantik saya memerah malu*

Huehehehe. Seminggu teh bener-bener gak update apa-apa gini euy. Paling banter ge buka FB ngucapin selamat ulang tahun. >_<

Baiklah. Ini salah satu kerugian menjadi orang yang kuper. Ke depannya gak usah malu lagi yah nanya-nanya ke orang, gaul dikit lah bun.

Hikmah

Senin kemarin, menjadi hari berduka untuk kami sekeluarga. Sepupu kami, Asri Sofia Marwah (30), dipanggil oleh Allah SWT di Labuan Bajo, Flores. Usianya masih sangat muda. Teh Aso dipanggil dalam keadaan sehat wal afiat sebelumnya. Sungguh Allah sedang menunjukkan bahwa kita, manusia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kuasanya. Ketika Allah berkehendak, tidak perlu menunggu tua dan sakit, Allah dapat memanggil kita kapan saja. Semoga Allah menerima amal Teh Aso, menghapus dosa-dosanya dan melapangkan kuburnya. Dan juga diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.

Selasa adalah hari pemakaman Teh Aso. Karena diperlukan waktu 20 jam an hingga jenazah Teh Aso bisa diterbangkan dari Flores ke Bandung.

Rabu, adalah hari dimana saya ingin menyambut hari dengan semangat baru. Dengan pembelajaran baru dari kisah meninggalnya Teh Aso. Tetapi tak lama, saya ditelpon oleh orang dari perusahaan tempat suami bekerja. Beliau mengabarkan bahwa Ayah sudah di UGD dan akan dioperasi. Mendengar kabar tersebut saya menancap gas kencang menuju Daycare untuk menitipkan Khaleed langsung ke RS untuk menemui suami. Suami kemudian direkomendasikan untuk dioperasi keesokan harinya. Setelah dioperasi, butuh waktu 4 hari untuk kemudian melanjutkan perawatan seminggu di rumah.

Hari ini? Rasanya sudah lama sekali tidak menjalankan aktivitas seperti sedia kala setelah kejadian-kejadian yang saya ceritakan di atas. Ya Allah, badan ini ternyata lelah dan tidak kuasa menahan, sehingga saya terlelap di rumah setelah pulang dari RS.

Saya selalu ingat, Allah tidak pernah memberikan takdir kepada saya, kita, tanpa hikmah. Allah memanggil Teh Aso dalam usia muda di tempat yang mungkin seharusnya menjadi tempat yang membahagiakan untuk berlibur, mungkin untuk memperingatkan kita yang masih hidup, untuk selalu siap sedia kapanpun dipanggil. Siap sedia bekal yang tiga, ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah dan doa anak shaleh. Selalu berhati-hati terhadap dosa. Karena kelak akan ditimbang amalan kita. Perbaiki terus amal kita. Ya Allah semoga Teh Aso dan kami semua husnul khotimah di akhir hidup kami dan membawa bekal yang cukup untuk menghadapMu. Aamiiin.

Saat Ayah di RS, saya mendapat kabar gembira bahwa kami sekeluarga, untuk dua bulan ke depan akan berkumpul bersama di Bandung. Ayah mendapatkan penempatan 2 bulan di Bandung. Mungkin itu yang Allah sebut dengan setelah kesulitan akan ada kemudahan. Terimakasih ya Allah untuk takdir ini.

Sekarang, harus diingat untuk terus menerus memperbaiki diri, ikhlas terhadap takdir Allah dan bertindak sehati-hati mungkin dari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Taqwa itu kehati-hatian. Taqwa itu sebaik-baiknya bekal.