Kebahagiaan Mamah

Mungkin bagi yang rajin bacain postingan di blog ini, agak bingung kenapa istilah Mamah muncul. Padahal selama ini saya memanggil Ummi sebagai panggilan kepada ibu yang melahirkan saya. Yup, memang orang yang berbeda. Saya memanggil Mamah bukan untuk ibu kandung saya. Melainkan untuk nenek saya dari pihak Abi.

Jadi kemarin adalah hari ulang tahun Mamah yang ke-75. Dan kami semua diundang untuk syukuran di Jakarta. Mamah saat ini sedang sakit dan dalam masa pemulihan yang sepertinya akan memakan waktu yang panjang. Mohon doa supaya Mamah dihilangkan penyakitnya dan dapat beraktivitas seperti sedia kala.

Satu hal yang membuat hati saya bergetar kemarin adalah ketika wajah Mamah begitu bahagia ketika melihat saya, Ayah dan Khaleed datang. Seolah-olah kehadiran kami begitu dinanti. Sejak pagi sudah menanyakan terus kapan kami akan sampai di Jakarta. Sepertinya kebahagiaan Mamah itu sederhana. Dikunjungi oleh anak, cucu dan cicitnya.

Bismillah, semoga selalu diberikan kekuatan dan kesempatan untuk rajin bersilaturahmi dengan mamah. Tak lupa juga, dengan semua kerabat, keluarga, teman. Semoga saya termasuk orang-orang yang rajin memelihara silaturahmi.

Advertisement

Kita Tunda Liburannya Ya

9 Januari adalah hari ujian terakhir saya di semester ini. Memang secara teknis, bisa dibilang tidak ada kelas banyak semester ini. Tetapi saya harus melaporkan hasil belajar saya untuk riset semester ini di akhir semester. Dengan menulis paper dan melakukan presentasi sebanyak dua kali. Dan 9 Januari adalah hari yang saya pilih karena waktunya pas dengan kesediaan dosen pembimbing.

Sedihnya, di Daycare, teman-temannya Khaleed sudah banyak yang berlibur. Khaleed sendiri harus bermain sendiri. Alhamdulillah hari ini ada temannya yang terpaksa ke Daycare juga karena Umminya bekerja dadakan.

Sabar ya mas. Kita nanti liburannya berbeda dengan teman-teman lain. Sehabis Bunda sidang, kita jalan-jalan sepuasnya. I’ll hug you tigh and go wherever you want.

I love you, the sword of Allah, Khaleed Maher Fauzi….

Menunggu itu Menyebalkan

Harusnya saya ada jadwal presentasi ke salah satu dosen. Ketika ditanya kapan saya harus presentasi? Jawabnya hanya Rabu pagi. Saya tanya, jam berapa? Pokoknya saya pagi sudah disini. Kira-kira begitu lah cara kami membuat janji pertemuan.

Pagi ini saya tunggu, sampai jam 10 tidak kelihatan. Perasaan saya mulai gak enak. Yah, gini nih mungkin kenapa beliau gak mau sebut jam, karena tidak mau terikat. Sekarang? Tidak datang, dan tidak ada satupun yang mengkonfirmasi keberadaan beliau.

Akhirnya menuju siang, beliau datang. Dan ternyata ada rapat yang katanya cuman sejam. Tetapi hampir dua jam berjalan sampai saya menulisakan tulisan ini, beliau belum selesai juga rapatnya. Belum lagi kalau nanti dipotong makan siang. Hufh! Gak semua orang di dunia ini baik yah.

Mungkin saya terbiasa dengan pembimbing S1 dan S2 saya yang orangnya profesional. Bilang A ya A. Bilang B ya B. Jadi ketika menghadapi situasi yang katanya A maka Z. Yang katanya B maka V, saya jadi super sebelllll. Gak jelas.