Sebenarnya saya sangat ingin menulis tentang sabar. Sabar dalam nikmat dan susah. Tapi berat rasanya menulis kata ‘dan susah’. Karena seringkali dalam kesusahan pun kita dapat saja menemukan nikmatnya. Atau jangan kita deh, tapi beberapa orang spesial yang memiliki hati lapang untuk selalu bersyukur. Yang selalu dapat merubah kesesusahan, kepayahan, tetap, menjadi sesuatu yang dapat ia nikmati.
Malam ini saya mengalami satu kejadian yang cukup membuat saya ingat. Bahwa hidup tidak selamanya susah (maaf karena menggunakan kata ini) . Juga tidak selamanya mudah, lapang. Tapi selalu ingat
Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu
Dan malam ini, saya yakin. Penolongnya itu adalah Allah. Dan saya semakin yakin, bahwa saya, sebagai manusia, selalu butuh pertolongan Allah. Dalam susah dan senang. Dalam nikmat dan nikmat. Oleh karenanya, sudah seharusnya, saya mendirikan shalat. Selalu mendirikan shalat. Selalu bersabar. Bersabar dalam kondisi susah atau pun senang.
Ketika susah, bersabar untuk melaluinya, tanpa keluh kesah. Tetapi tetap berusaha menyelesaikan, mengakhiri, atau apa namanya, yang disebut kesusahan itu. Tetap berusaha belajar dan mengambil pelajaran dalam setiap waktu yang kita lewati. Ketika senang, tetap bersabar untuk tetap rendah hati, tidak kufur nikmat, alias memanfaatkan nikmat Allah dengan cara yang baik. Lebih baik kalau kita dapat lebih banyak berbagi dengan sesama dalam kenikmatan itu. ๐
Dalam nikmat dan nikmat.
Dalam nikmat dan susah.
Terserah mana yang kita lebih sukai menyebutnya. Yang jelas, kualitas shalat (penghambaan), kualitas sabar(mengendalikan hati, pikiran dan perbuatan) jangan berbeda di kedua kondisi tersebut. ๐ Semoga kita semua selalu bahagia, minimal dengan shalat dan sabar kita.