Udara di Cheongju semakin hari semakin dingin. Beberapa fase adaptasi terhadap suhu dilakukan sejak pertengahan September. Dan sampai sekarang masih terus beradaptasi karena suhuh terus menerus berubah. Semakin dingin tentunya. Standar dingin di tubuh ini pun masih mencari-cari.
Dan fenomena (gtau ini kategorinya fenomena atau biasa aja) yang saya temukan adalah… udara ini sangat cocok untuk bermalas-malasan. Tidur-tiduran di kasur. Makan. Main sesuka hati, di dalam kamar tentunya. Pokoknya. Males jalan, mau ngerjain apa-apa yang serius, dingin… males… π
Tapi pernah di suatu pagi bersalju. Saya bangun shubuh (FYI, disini shubuh lagi jam 6). Terus shalat, sarapan, siapin bahan-bahan masakan buat siang. Dan mandi bersiap ke lab. Pikiran kosong. Tidur semalam nyenyak. Dan saya keluar dari asrama. Dingin! Ya, dingin. Tapi kali ini beda dinginnya. Dinginya bikin semangat. Dinginnya bikin antusias untuk ditahan dan melakukan aktivitas bermanfaat.
Aneh.
Tapi, saya jadi berfikir. Yah, mungkin banyak alasan untuk menjadi malas. Dingin, jadi enak buat malas. Panas, juga bisa bikin malas. Jadi? It’s your choice to be or not to be so lazy…. π
Semangat semua untuk menjalankan aktivitas dan tetap bersyukur! π
bandung kalah dinginnya din?? :p