Obrolan Suatu Sore di Korea

Ingin sedikit bercerita tentang hasil pembicaraan santai dengan Professor saya, di kampus, CBNU. Sedikit gambaran, Professor saya sudah cukup tua. Kiprahnya di dunia Power Electronics mungkin sama seniornya dengan usianya. Orangnya bijak dan santai. Tidak seperti orang Korea kebanyakan. πŸ™‚ Mungkin itu sebabnya saya betah disini. Karena Professor saya.

Obrolan diawali dengan topik thesis saya. Beliau mengalihkan konsentrasi yang sebelumnya tertuju pada monitor, kepada saya, dan bertanya, “Apa yang paling menarik buat anda?” Kira-kira begitulah pertanyaannya. Lalu saya jawab. Dan saya jelaskan tentang kebingungan saya, dasar apa yang bagus untuk memilih topik? Ketertarikan saja? Atau kebutuhan Negara? Karena, saya ingin sekali, ilmu yang saya pelajari juga bermanfaat untuk membangun bangsa. Continue reading

Advertisement

Kami Tetap Bangga! =D

Wah, akhirnya beres juga piala AFF 2010. Walaupun sebagai WNI saya merasa kecewa dengan hasil yang didapat. Tapi apaboleh dikata. Itulah sepakbola. Punya sistem sendiri untuk menentukan sang juara. Walaupun secara jumlah menang kalah. Indonesia hanya kalah sekali. Dan Malaysia kalah dua kali. Tetapi secara sistem, dua pertandingan terakhirlah yang menentukan. Dan akhirnya menghantarkan Malaysia menjadi juara.

Ya, Malaysia memang pantas menjadi juara. Tapi saya merasa Timnas Indonesia pun bagus. Tapi memang belum sebegitu sempurna layaknya apa yang diberitakan media sampai akhirnya kalah di Bukit Jalil 3-0. Sedih? Jelas.

Tapi apapun hasilnya, saya tetap menaruh penghargaan yang sangat tinggi terhadap Timnas Indonesia. Mereka tak terkalahkan sampai final. Bahkan di final leg kedua, mereka menunjukkan daya juang yang kuat. Dan menyelamatkan harga diri bangsa di kandang, di GBK, dengan skor 2-1.Β  Continue reading

Tetap Semangat dan Berjuang Lebih Keras, Garudaku. :)

Wah, sepertinya pagi ini masih belum hilang kesedihan atas kekalahan kita Β semalam. 3-0 dari Malaysia. Tim yang sebelumnya kita taklukan 5-1 di Gelora Bung Karno. Bagaimana tidak sedih? Indonesia, di AFF ini, adalah tim yang belum terkalahkan. Bahkan seri pun belum. Jadi hasil pertandingan tadi malam benar-benar mengejutkan.

Tapi, pertandingan ini menarik. Biarlah insiden laser, kembang api dan lain-lain yang menodai pertandingan, menjadi bagian dari dinamika fans sepakbola. Karena terlepas dari itu semua, passing-passing, drible dan pengawalan terhadap bola timnas kita tadi malam juga tidak sebagus di pertandingan-pertandingan sebelumnya. BP yang mengerti betul persepakbolaan Malaysia pun baru diturunkan di akhir-akhir pertandingan. Yah, let’s say, technically we lose. Pertandingan sepakbola ya pertandingan di lapangan. Bukan di lain-lain. Dan Malaysia membuktikan suatu hal yang harusnya membuat kita belajar. πŸ™‚

Kalah 1-5 lalu menang 3-0 itu luar biasa. Menurunnya fokus pemain Indonesia paska penundaan pertandingan, berhasil dimanfaatkan oleh skuad malaysia. Dan dengan jebolan pertama, tampaknya pemain tim Malaysia semakin ringan dan sangar membawa bola. Semangat mereka mungkin berlipat-lipat setelah gol pertama. Dan semangat timnas Indonesia berlipat-lipat menurun seiring turunnya semangat supporter Indonesia di Bukit Jalil.

Dan di leg kedua nanti. Saya yakin, Indonesia akan memiliki semangat yang bahkan lebih besar daripada semangat Malaysia tadi malam. Kita tidak hanya kalah, tetapi dikalahkan oleh tim yang pernah kita babat 5-1. Sakit atas itu harusnya membuat semangat lebih besar banget dooong. πŸ™‚ (Riedl pasti sudah siapin strategi). Udah gitu, kita punya supporter yang setia dan membara. Yang akan berteriak dan mendukung timnas dari dulu sampai selamanya. Hihi.

OK lah! Gak usah sedih Adinda dan Masyarakat Indonesia! Karena Pasukan Garuda pasti akan berusaha memberikan yang terbaik bagi bangsa kita!! πŸ˜€

SEMANGAT GARUDAKU!!!!!!!!!

*sungguhkamisangatinginTimGarudajuara*

*prayFORindonesiaASaCHAMPIONofAFF*

*tapiPIALAaffBUKANsegalanyaKEMENANGANsejatiADALAHketikaKITAberhasilMERUNTUHKANegoDANkebencianDALAMhati*

Zone of Comfort

Rasanya sudah kita ketahui bersama kalau dalam hidup ini, kita selalu dihadapkan dengan banyak pilihan. Dari piilihan mudah sampai pilihan sulit. Dari pilihan milih baju warna apa yang mau dipakai, sampai milih pasangan hidup. Hehe. Dan semakin Dewasa, biasanya kita semakin bertanggung jawab dengan pilihan kita Sehingga kita akan berusaha lebih keras. Untuk berpegang pada apa yang sudah kita pilih.

Namun satu hal yang masih menjadi ganjalan di hati saya. Apa yang kita cari setelah kita memilih? Apakah sesederhana karena saya suka? Karena Tuhan suka? Atau apa yah?

Saya bertanya seperti itu, karena semalaman ini memikirkan tentang si mental dalam diri saya. Sudah berumur 22 tahun, tapi saya merasa mental saya masih lembek. Dan setelah berfikir keras, saya sering memilih sesuatu yang saya anggap akan membuat hidup saya lebih nyaman. Wajar gak yah? Continue reading

Lawan!

Mungkin judul tulisan ini sering anda dengar di jalan tempat orang demo. Atau nuansa-nuansa perlawanan lain. πŸ˜€ Kata ini terasa keras. Ya, dan memang kata ini keras. Saya coba katakan sekali lagi. Lawan!!!

Nah, tapi, pertanyaannya. Siapa yang harus kita lawan? Semua hal yang tidak benar, tidak adil, tidak sesuai aturan, dan kemelencengan lainnya. Semua yang seperti itu harus kita lawan.Β  Continue reading

Namanya Ummi Mari Marhamah

Saya ingin sedikit bercerita tentang seorang perempuan di hidup saya. Yang menurut saya, kalau ada sebuah negara bernama Adinda Ihsani Putri. Maka beliaulah satu-satunya yang paling layak mendapatkan tanda jasa karena telah membangun negara ini.

Di sudut kamar yang sepi ini. Saya terus mengingat sosok Ummi. Perempuan dengan tanda jasa itu. Kenapa beliau yang paling layak?

Karena hidupnya adalah untuk anak-anaknya. Continue reading

Teman dan Keluarga

Tulisan ini saya buat. Di tengah kesendirian yang semakin dirasakan belakang ini. Terlebih setelah pindah ke rumah baru. Bukan di asrama lagi. Kesepian. Ya. Kalau semua hal di dunia ini seperti mata uang. Maka selalu ada sisi positif dan negatif dalam setiap kejadian. Baiklah, sekarang saya akan membahas tentang sisi yang entah dia negatif, atau positif, tetapi intinya adalah… kesepian. πŸ™‚

Saya tidak pernah tinggal jauh dari keluarga. Juga dengan pertemanan. Saya senang berteman. Dan alhamdulillah di setiap tempat yang saya tinggali, saya tidak pernah merasa tidak memiliki teman. Dan dalam kesendirian seperti sekarang ini, saya banyak berfikir. Rupanya teman dan keluarga adalah kehidupan bagi saya. Saya merasa hidup saya benar-benar hidup dan memiliki alasan yang besar untuk diperjuangkan karena keberadaan mereka.Β  Continue reading

Korean Family (2)

Belajar bahasa korea pertama kali dimulai. Saya menunggu jemputan K dan April di depan gerbang masuk Universitas. πŸ™‚ Dan mereka agak tepat waktu, hehe, alias saya menunggu sebentar. Dan langsung saya dibawa ke rumah April. Rumahnya bukan di Cheongju. Tetapi di kota dekat Cheongju. Tidak terlalu jauh, tapi juga tidak dekat.

Di sepanjang perjalanan, mencoba berbahasa Korea sekenanya, dan so far, nyambung-nyambung aja. Sampai akhirnya kami sampai di blok-blok apartemen, sepertinya ini elit apartemennya. Dan diajak turun memasuki pintu dengan kode sekuriti di depannya. Kami naik lift untuk mencapai lantai tempat April tinggal. Di tengah jalan, Kami bertemu pasangan kakek dan nenek. Dan seperti biasa, saya disini serasa selebritis. Mereka melihat saya dengen tatapan penuh keingin tahuan (positif thinking karena gak pengen dipikir dilihat dengan tatapan aneh. :P)

Saya sapa saja, “Annyeong haseyo”. Dan seperti biasa juga, nanya dari mana dan kenapa make hijab. Haha. Standar jadi muslimah disini. πŸ˜€ Continue reading

Dingin dan Malas (?)

Udara di Cheongju semakin hari semakin dingin. Beberapa fase adaptasi terhadap suhu dilakukan sejak pertengahan September. Dan sampai sekarang masih terus beradaptasi karena suhuh terus menerus berubah. Semakin dingin tentunya. Standar dingin di tubuh ini pun masih mencari-cari.

Dan fenomena (gtau ini kategorinya fenomena atau biasa aja) yang saya temukan adalah… udara ini sangat cocok untuk bermalas-malasan. Tidur-tiduran di kasur. Makan. Main sesuka hati, di dalam kamar tentunya. Pokoknya. Males jalan, mau ngerjain apa-apa yang serius, dingin… males… πŸ˜€ Continue reading