ILAKYU… ILAKYU…

cimg1823rSaya ingin menceritakan adik saya yang paling kecil dan paling lucu. Namanya Fathfarhani Atiyla Fithrie. Kekocakan dia seringkali mencairkan suasana rumah. Biasanya sih partner kocaknya sama adik saya satu lagi, Abil. Tetapi kali ini saya ingin fokus menceritakan tentang De Ila, nama sapaannya.

Pagi ini tiba-tiba ia masuk ke kamar saya. Dan menjabat erat tangan saya, “Teh Dinda, selamat ulang tahun yah… Tunggu yah aku mau kasih kado tulisan…” Seperti biasa. Hobinya menulis dan tulisannya sedikit romantis.

Teringat seminggu yang lalu ia memberikan surat ke Ummi dan Abi perihal kepergiannya ke Jakarta untuk mengikuti festival Tari Anak Nasional. Isi suratnya sedih banget. Menjelaskan bahwa dirinya nanti di Jakarta bakalan kangen banget sama Ummi dan Abi. Terus dia berjanji di Jakarta bakalan menjadi anak yang baik dan shalat tepat waktu. Tulisannya cukup bagus untuk anak seusianya. Koleksi kertasnya pun macam-macam. Dari yang polos sampai yang bergambar-gambar.

Selang beberapa saat setelah ia masuk ke kamar, ia kemudian memberikan secarik kertas yang dilipat-lipat. Lipatannya aneh, tetapi namanya anak kecil. Pasti maksudnya gak begitu lipatannnya. Kemudian ia memberikan kertas itu ke saya.

Isi tulisannya lucu banget. Curahan hati seorang adik yang memiliki empat kakak yang hobinya nyuruh,

Selamat ulang tahun Teh Dinda semoga jadi kakak Tercantik (secara satu2nya kakak perempuan dia cuma saya. haha. nice try) he he he…. atau jadi kakak Terbaik dan Terpintar (Dah kayak punya award sendiri gitu tentang kakak-kakanya. Lucu bet!),  kalau baik jangan nyuruh aku terus ya! kalau pintar tolong ajarin B. Inggris ya! Udahlah capek nulis!

Haduh…. Haduh… Adikku ini memang unik. Makasih Tuhan dah menghadirkannya di tengah-tengah keluargaku… =)


Advertisement

LHOKSEUMAWE 06:55

Tengah malam, Ummi merasakan perutnya mulas. Awalnya beliau berfikir hal tersebut hanya mulas biasa. Teringat siangnya baru saja menikmati misop (kalau di Jawa sejenis Baso lah) dan asinan Bandung. Namun rupanya rasa mulasnya kerep. Dan mulai mencurigai bayi yang ada di dalam rahimnya (hehe). Kebetulan bulan itu adalah bulan kesembilan kehamilannya. Segeralah bersiap Ummi dan Abi. Ummi sempat menggendong Uki (anak pertama, berusia 1 th 10 hari) untuk ikut ke Rumah Bersalin Materna. Abi pun bergegas menyalakan motornya.

Rupanya suara motor Abi membangunkan tetangga. Segera Mama Levi keluar, dan merebut Uki dari pangkuan Ummi. Rupanya beliau tidak tega melihat Uki yang sedang tertidur pulas dibawa pagi-pagi buta naik motor sejauh 2-3 Km menuju Rumah Bersalin Materna. Uki kemudian dititipkan di rumah Mamah Levi.

Ummi dan Abi berangkat. Setelah diperiksa, rupanya sudah pembukaan tujuh. Dimana secara teori hanya membutuhkan waktu beberapa menit lagi untuk keluar. Proses tersebut dibantu oleh seorang Bidan yang masih perawan dan baru lulus sekolah kebidanan, maklum karena di Lhokseumawe saat itu hanya terdapat dua dokter kandungan. Itu pun keduanya sedang ke luar kota. Bismillah, Ummi menggantungkan keselamatan diri dan bayinya pada Bidan tersebut.

Berusaha dan menanti selama dua jam, bayi tersebut hanya keluar dan masuk sedikit-sedikit. Seolah ingin keluar tetapi tidak sanggup. Rupanya bayi tersebut terlilit ari-ari. Sehingga diperlukan keterampilann ekstra sang Bidan untuk menolong kelahiran bayinya. Abi pun ikut membantu proses persalinan. Karena Bidan baru itu sangat gugup. Akhirnya bayi pun berhasil dikeluarkan.

Betapa kagetnya Ummi dan Abi, ketika bayi perempuan itu keluar, ia tak mengeluarkan tangisan layaknya bayi normal. Bidan pun membolak-balikkan posisi bayi dengan berat 3.6 Kg dan tinggi 50 cm itu. Menepuk-nepuk badan dan menyentil telinganya. Namun tetap tak bersuara. Usaha tersebut dilanjutkan dengan menyedot hidung bayi. Akhirnya membuahkan hasil, darah keluar dari hidungnya, dan meledaklah tangisan bayi tersebut.

Perasaan lega diselimuti kebahagiaan tak terhingga dirasakan oleh Ummi dan Abi kala itu. Setelah sehari beristirahat di RUmah Bersalin, saatnya membawa bayi tersebut pulang. Saat kepulangan, pihak Rumah Bersalin menawarkan pembuatan akte kelahiran langsung. Berita gembira untuk kedua pasangan asal pulau Jawa tersebut. Kalau melalui jalur biasa, tentunya akan sangat repot. Karena tidak memiliki kartu identitas resmi di Aceh. Disambutnya tawaran itu.

Segera Abi dan Ummi mengurus administrasi dan akte kelahiran. Ketika berhadapan dengan administrator, keduanya diminta memberikan nama saat itu juga. Dahulu belum ramai adat mempersiapkan nama sebelum melahirkan, Uki kakak bayi itu pun diberikan nama setelah beberapa hari lahir. Ummi dan Abi sempat kebingungan…

Pada saat itu kebetuan sekali di Rumah Bersalin sedang dilantunkan lagu Bimbo;

...Adinda engkaulah embun pagi

Adinda engkaulah matahari

Adinda…

Sesaat itu juga, Adinda dipilih menjadi nama bayi merah itu. Digenapkanlah namanya dengan:

Adinda Ihsani Putri

Dengan penuh harap dan doa dari keduany kelak bayi perempuan itu menjadi kekasih yang baik. Semoga…

NGIDAM SEPATU FUTSAL

nikeairzoomcontroliiylw

Ukuran 39 atau 40.

Kuning bener-bener kuning. Atau biru muda.

Trus dipake buat main futsal sebentar aja. Tar rusak lagi kalo keseringan dipake…Haha

Keren yah? Pas buat cewek… 🙂

Dan akhirnya saya dapatkan juga. Walaupun gak sesuai dengan idaman. Tetapi not bad lah. Gila aja yang idaman itu mah harganya bisa sama ma HP sayah. Rugi betul masih mahasiswa mah. Yang ini mah murah meriah. Christmast sale sih. Jadi murah. Haha. Tapi tetep keren kan?

sepatufutsalnyatanyaMemanfaatkan moment nya saja kok. Dan mumpung ada rejeki. Dan ukurannya pas, 39. Semoga bisa berguna di olimpiade nanti… Amiin.

Here the last team of HME putri…

21082008385Dari kiri ke kanan: Fanny, Kiki, Widya, Ami, Rini, Willa, Angel, Achie, Beben dan I (Adin)

Tapi tar kayaknya berubah dikit orang-orangnya.

LATIHAN VOLI DI BELAKANG TERMINAL

11949868192101645660volley_ball_angelo_gelmi_01svgmedSiang-siang setelah kabur dari beberapa perkuliahan hari ini dan membetulkan urusan laptop, komputer dan perinternetan di rumah, saya nimbrung Anas dan Randi teman saya bermain pingpong di lapangan belakang terminal cissitu. pas sedang menonton, ada gerombolan ibu-ibu, “Neng, volian yuk!”

Asiiiik…

Akhirnya saya memutuskan untuk bervolian. Kalo nunggu ping pong males juga. Lawannya gak ada yang selevel. Haha. Soalnya saya jauh di bawah mereka berdua.

Berjalanlah saya mengikuti ibu-ibu tadi. Awalnya cuma ada 4 orang. Sedikit demi sedikit bertambah jumlahnya. Wow! Ternyata bukan hanya ibu-ibu. Ada Aa-Aa dan Bapak-Bapak juga. IBu-ibunya jago-jago. Pantesan badannya keker-keker gitu. Haha. Seru banget lah. MEnyatu dengan tetangga. Hehe. Dah jarang banget soalnya.

Dan aku bangga… 🙂 hanya satu dari puluhan serve yang gagal. Dan itu pun menyerong tapi tetep jauh. Sampai-sampai saya pun bingung… Kok saya bisa main voli yah. Biasanya cupu abis. Dan semangat dalam diri ini mulai tumbuh. Merasa diri ini menjadi sangat berenergi lagi.

Canda tawa selama permainan pun mengalir begitu alami. It’s so relaxing sports… 🙂

De, permainanmu berkembang yah kalo disini…

-AF-

Hwa! Seneng banget gw dibilang kayak gitu…

I’M ON FIRE!!! haha

Jadi kepikiran sparing tim voli cewek elektro ma Ibu-Ibu di terminal nih jadinya. Insya Allah bisa membuat permainaan cewek elektro berkembang dan siap merebut emas dari Nymphea… (ya angel ya?) heuheu. Teuteup…

Perancangan oh Perancangan…

Diri ini merasa sedang tidak fight menghadapi banyak tugas dan ujian. Dan entah kenapa, ada satu kuliah yang selalu jadi korban. Yaitu perancangan. Dah genap 2.5 minggu tidak hadir. Padahal kuliahnya asik dan seru. Apalagi tugas-tugasnya. Semua tugas beres. KEcuali satu, patent. Kepala lagi ribet banget sampai-sampai semleman ngelamun gak dapet ide mau matenin apa…

kayaknya lagi…

STRESS…

STRESS…

STRESS…

Butuh olahraga. Butuh jalan-jalan. Butuh nulis.  Butuh relax… Atau butuh apa ya?

ada ide?