RENUNGAN PETANG

Baru beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah pelatihan berkenaan dengan emosi dan spiritualitas. Pelatihan tersebut memiliki nilai yang tinggi di tengah masyarakat Indonesia saat ini. Mungkin pelatihan ini, atau bukunya, menjawab berbagai pertanyaan tentang keresahan manusia saat ini.

Kehidupan semakin kompleks karena manusia terus berfikir dan menemukan sesuatu. Expanding universe… Mungkin itu adalah keinginan mendasar manusia, mahluk hina dan penuh kekhilafan ini. Namun manusia sulit untuk melepaskan diri dari benang kompleksitas yang ia buat sendiri. Hingga akhirnya menusia tidak sanggup merasakan lagi kebermaknaannya. Zombie-zombie mulai menggantikan manusia dalam menjalankan roda kehidupan di bumi.

Menemukan kembali kebermaknaan hidup yang dilandasi keyakinan terhadap sang Causa Prime mungkin salah satu tujuan dari pelatihan ini. Jawaban sederhana… Tapi saat ini, sering kali yang sederhana itulah yang terasa berat. Manusia semakin kaya akan ilmu dan menjadi sanggup menyelesaikan rumitnya menciptakan robot yang dapat bermain bola, menemukan cara memadukan gen-gen terbaik dalam dunia kedokteran dan masih banyak lagi. Namun semakin sulit menemukan dirinya, menemukan keintiman diri dan Tuhannya.

Shalatnya tidak lagi membantunya menghadapi persoalan hidup. Senyumannya tidak lagi memberikan keceriaan bagi diri dan sekitarnya. Kebaikannya hanya masuk dalam to do list. And professionally, human done. Mencari menjadi sebuah fitrah bagi manusia. Mencari yang hilang. Manusia yang merasa resah dengan ketidakbermaknaannya, tak henti-henti mencari.

Manusia kehilangan Dia. Manusia kehilangan yang banyak tetepi sederhana. Manusia mendapatkan yang sedikit tetapi rumit.

Kesederhanaan berfikir dan merasa… Menyediakan diri untuk merenung dan bersyukur… Kemudian berdoa atas kekhawatiran yang dirasa… Semoga kita selalu diampuni dan diberi kasih sayang oleh Nya… Amiin

Advertisement

SEPATU CEWEK? NGIK!

Sudah beberapa bulan terakhir ini saya mengubah kebiasaan saya. Saya biasa (used to) menggunakan sepatu kets (Hehe. Gak tau gimana spelling nya).

Tapi sekarang, saya gak lagi make sepatu kets. Karena sudah dapat sepatu cewek. Istilah barukah? Gak lah ya. Sepatu cewek didefinisikan sebagai sepatu yang bentuknya ngikutin kaki banget. Otomatis kecil dan ujungnya biasanya lancip. Sebagian besar tidak menutupi bagian kulit kaki. Pasti ada aja yang terbukanya. This 4 example!

Merefleksikan penggunaannya selama ini, ternyata… Grhhh! Gak menyehatkan untuk kaki saya sepertinya. Entah faktor jalan, faktor kaki yang jebrag, faktor ga niat (hehe) atau apalah. Kerasa sekali, pergerakan jadi terganggu. Dan kalau terus dipaksakan, membuat syaraf-syaraf di kaki terasa tegang. Ujung-ujungnya menjadi pegal. Lama-kelamaan, entah apa yang akan terjadi.

Tapi itu serius kok. Kayaknya sepatu cewek memang kurang menyehatkan. Katanya sih jeleknya cewek adalah males bergerak. Ketauan : Kalau olah raga biasanya males ngejar bola (hehe). Dan kalau make sepatu cewek, membuat semakin males bergerak. Karena bisa lecet-lecet. Sepatu cewek kan jarang yang didesain untuk menggunakan kaos kaki.

Demikian refleksi ini. membuat saya berfikir untuk kembali mengunakan sepatu kets yang nyaman. Empuk dan pas! ala converse atau Filla, kayaknya udah pas banget buat saya. Sekarang tinggal nunggu momen, buat beli sepatu baru. Momen dimana tabungan sudah overflow. Hehe. Mungkinkah?

KULIAH PAGI EUY…

Apa kalian salah satu dari orang yang sepakat kalau kuliah pagi tuh T.O.P B.G.T? (haha. Sok gaul banget!) Kalau iya. Bener kan? Kalau pagi-pagi itu suasana nya penuh gairah dan otak menjadi sangat encer untuk mikir. Jangankan nyerna isi kuliah, ujian aja biasanya lebih asik kalau dikerjakan pagi-pagi. Banyak orang juga suka melanjutkan pekerjaan yang tertunda semalam kira-kira dua jam sebelum matahari terbit.

Tapi sayang. Setelah tiga tahun ini, gak selalu bisa merasakan yang namanya kuliah pagi. Pusiiiiing… Yup, kayaknya hidup jadi gak seteratur waktu SMA. SMA sih kayaknya jelas. Pagi: sekolah. Siang: kalau ada PR, main bentar. Kalau gak ada, main lama sampai bosen. Malem: kalau ada ujian, belajar. Kalau gak ada nonton apa aja mpe bosen juga. Huehe. Tapi kuliah kacau banget. Bener-bener harus nge-plan tiap hari. Kalau males tiap minggu. Kalau males lagi, tiap bulan. 🙂

Setelah susah mengaturnya, ada kuliah siang dan pagi yang acak, sehingga pola hidup terganggu. Kemarin kuliah sampai sore, malam capek, bangun pagi berat, tapi harus kuliahh pagi. Lari pagi jadi sulit. Hehe. Kalau kuliah siang, pagi-pagi seger, memicu melakukan aktivitas. Kalau capek. Kuliah nya jadiiii… Zzz… ZzZ… Hehe.

Kalau lagi kuliah siang, biasanya datang ke kampus gak pernah mepet. Pasti beberapa jam sebelumnya. Banyak banget godaan. Ya main, ya acara him, ya nonton, ya banyak deh. Hehe

Pagi pokoknya the best lah buat kuliah. Tapi…

Hehe. Dasar manusia ya. Semua ada tapinya.

Susaaaaah banget bangunnya… ;P

so?!? Hmmm.. Tapi tadi pagi saya baru kuliah dong. Satu jam saaaaaajaaaaa…..(Kayak lagu!)

REFLEKSI SEBELUM TIDUR

Sudah malam. Badan terasa pegal dan mata terasa lelah. Ingin segera dipejamkan dan direbahkan. Padahal masih ada materi ujian yang harus dipelajari. Tapi… Mungkin esok lebih efektif. MEncoba menurai kejadian demi kejadian hari ini.

Pagi: Kuliah telat setengah jam. Di ruang kuliah serius merhatiin dosen sambil ngeliat slide yang diprint dijadiin buku. Celingak-celinguk kanan-kiri, bawaan agak sebel. Jadi malas bertegur sapa. Beres kuliah pulang, masak nasgor rawit sendiri ajah, mak nyuss!

Siang: sejam abis makan, bulu tangkis di GOR deket rumah. Lawan adek, sejam an. Capek berat. Keringat membasahi seluruh badan, lebih daripada main basket, voli atau futsal. Jadi harus mandi deh. Shalat, mandi terus ke kampus. Datang telat, duduk di pinggir, merhatiin dosen sebentar. Tapi… Hua… Ya udah, memilih ngerjain soal-soal UTS buat besok. Daripada terlelap di kelas. Disusul kuliah yang lebih mantab ‘meninabobokan’ saya nya.

Sore: Main voli!! LAwan jurusan lain. Kalah. Hehe. Waktu main voli biasa aja. JArang ngomong ma orang. Gak ada celebrating juga. Langsung masuk kuliah berikutnya setelah satu jam main voli. Datang sebentar, badan lelah sekali, kemudian keluar lebih awal.

Dipikir-pikir dari tadi pagi melakukan aktivitas yang minim interaksi ma orang banyak. Jadi sangat susah mendapat inspirasi apa yang mau ditulis. HEhe.

Tapi ada satu hal yang dipelajari: semakin kita membatasi diri berinteraksi dengan orang lain. Semakin sedikit bellajar. Mungkin karena semakin sedikit gesekan atau masalah. Hidup cenderung lebih aman memang, tetapi akan kehilangan kunci pintu belajar dari banyak orang di sekitar kita.

So? Tomorrow must be a ‘say hi’ day… To open my chance of being close to the other…Give a beautiful smile to others, then they’ll give me more beautiful one…

Selamat malam semua… Semoga kita masih bisa mensyukuri apapun hari ini… Dan mendapatkan semangat dan kekuatan untuk menghadapi hari esok!!!!

APA…

Kulihat sendiri kebenaran

Tentang kisah-kisah hijaumu

Di kesenjaanmu, masih kurasakan

Semangat di balik dadamu

Kerasnya caramu melawan ketidakbernilaian

Lurusnya jalan yang selama ini kau tempuh

Engkau pemimpin luar biasa

Engkau memberikan benih terbaik tuk generasi itu

Waktu dapat menghabiskan segalanya

Tetapi tidak untukmu

Aku yakin…

AYO MEMBACA

Pernah mungkin anda melihat beberapa orang dapat membaca buku di tengah keramaian. Hanya sekadar mengisi waktu luangnya. Bapak-bapak yang sedang menunggu istrinya belanja di mall. Atau ibu-ibu yang menunggu anaknya keluar dari kelas. Mahasiswa yang sedang menghabiskan jeda waktu menuju kuliah berikutnya. Atau apa lagi ya… Hum… Mungkin anda memiliki rekaman kejadian lain seperti di atas. Apakah anda merasa pemandangan tersebut lazim di negara kita?

Beberapa bulan yang lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi negeri yang tidak jauh dari kita, Singapura. Saat itu saya ingin berjalan sore ke taman tengah kota. Saya mendapati orang-orang membaca buku. Begitu juga saat menaiki kereta bawah tanah, banyak orang yang membaca sambil menunggu pemberhentian berikutnya. Di suatu pagi pun saya melihat koran dibagikan secara cuma-cuma di titik-titik keramaian, seperti di stasiun, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Koran pun diminati dan dibaca saat menaiki kendaraan untuk mengisi waktu luang mereka. Ya, jangan dibayangkan se-freak semua dari mereka. Memang tidak semua, tetapi dapat dikatakan sebagian besar. Setidaknya pemandangan tersebut agaknya tidak lazim ditemui di lingkungan sekitar saya. Seperti di kampus, di taman-taman di Bandung, di bis Damri Jatinangor-Dipatiukur, di beberapa ruang tunggu pusat keramaian dan lain-lain.

Sebenarnya yang menjadi pertanyaan dalam diri saya adalah mengapa mereka memilih membaca? Mengapa mereka tidak menyapa orang di sebelah mereka? Membicarakan permasalahan bangsa yang sedang hangat seperti pemilu atau hal menarik lainnya. Apakah itu kebiasaan yang sudah membuat mereka seolah ‘candu’ untuk membaca? Kalau iya, mengapa mereka membuat membaca itu menjadi bagitu penting?

Lambat laun saya mulai bosan memikirkannya. Tetapi saya ingin memulai mencobanya. Ya, membiasakan membaca. Ternyata awalnya amat berat karena kita tidak dikondisikan sejak kecil, begitu juga pada setiap jenjang pendidikan kita. Merasa aneh awalnya, tetapi lama-lama saya mulai menikmati membaca. Terlebih saya mulai senang mengapresiasi bacaan-bacaan saya.

Setelah beberapa bulan berjalan, saya mulai menemukan beberapa alasan mengapa orang-orang membaca. Tentunya berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman seorang Adinda.

Pertama, Orang Membaca untuk Keperluan Pekerjaan atau Kuliah. Pada saat bekerja, orang biasanya mulai tertarik untuk mengembangkan diri. Dengan berbagai alasan: mencapai promosi di kantornya, beradaptasi dengan lingkungan baru, mendekati atasan dan lain-lain. Hal tersebut memotivasi orang untuk mencari cara, yang lebih akurat atau mungkin ilmiah dengan mencari buku-buku yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Begitu juga dengan kuliah. Kuliah mungkin masih menuntut kita untuk memiliki kebiasaan ilmiah. Menganalisa hasil percobaan, mempersiapkan praktikum, membuat paper dan lain-lain, membutuhkan landasan ilmiah yang biasa didapat dari textbook kuliah tersebut.

Kedua, Orang Membaca untuk Mengembangkan Hobi. Orang-orang yang menekuni hobi biasanya memiliki keingintahuan yang lebih dalam dibandingkan orang yang merasa pekerjaan itu biasa-biasa saja. Mungkin awalnya dilakukan secara intuitif, coba-coba menyelesaikan sendiri, namun lama kelamaan ada hasrat untuk mengembangkannya. Misal, orang-orang yang hobi otomotif, mulai membaca majalah otomotif, juga yang hobi memelihara ikan louhan. Mengapa ikan saya tidak berwarna sedangkan orang lain berwarna. Mengapa ikan saya beberapa mati begitu saja, tetapi ada yang ikannya dapat terus hidup dan memiliki pesona fisik yang sangat indah. Dan orang pun mulai mencari tahu melalui membaca buku-buku tentang memelihara ikan louhan.

Ketiga, Orang Butuh Pencerahan dalam Hidupnya. Membaca buku, identik dengan mendapatkan informasi baru. Tentunya. Sebab jika kita sudah mengetahui sebelumnya, kita tidak akan tertarik membeli atau meminjam buku tersebut. Setelah membaca, mendapatkan informasi-informasi berharga dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika itu membuahkan hasil, buku menjadi salah satu jalan untuk melepaskan diri dari kejenuhan menghadapi sebuah permasalahan. Biasanya buku-buku psikologis, buku-buku kisah sukses seseorang dan lain sebagainya.

Keempat, Membaca adalah Kebiasaannya. Ada beberapa orang yang membaca karena ‘hobi’. Bukan karena hobinya bermain gitar maka mencari buku-buku tentang musik, melainkan memang hobinya itu adalah membaca. Biasanya ini dibentuk sejak kecil melalui kebiasaan orang tua, kebiasaan di sekolah atau lingkungan yang dominan baginya. Cirinya buku yang dibaca sangat beragam. Dan biasanya terlihat dalam diri orang tersebut, nyambung dalam membicarakan banyak hal (politik, hobi, psikologi dan lain-lain). Ya, sekedar menambah wawasannya. Mungkin terpengaruh hukum relativitas einstein. Sehingga ingin sebanyak mungkin memahami berbagai sudut pandang agar meihat sebuah permasalahan dengan lebih bijak.

Sebenarnya yang paling saya dambakan adalah menjadi yang keempat. Karena esensi nya lebih mengena pada diri saya. Jika ada tingkatan-tingkatannya, mungkin itu sudah menjadi puncak kenikmatan dalam membaca. Need assisment nya sudah pada taraf mendapati apa yang disebut dengan wisdom. Membaca menjadi sesuatu yang penting. Tahap tersebut menyadarkan saya bahwa membaca menjadi bagian dari ‘mengilmui’ sesuatu. Dan itu menjadi kewajiban setiap manusia.

Hidup kita membutuhkan ilmu. Sayangnya ilmu tidak datang begitu saja dalam jumlah yang besar. Tetapi harus dicari. Kalau lewat kuliah saja, mungkin stressing nya hanya pada ilmu itu saja. Ilmu lain yang kecil-kecil tetapi penting harus dicari lagi. Ilmu agama, ilmu berkomunikasi, ilmu belajar, ilmu bekerja dan ilmu-ilmu lainnya. Di umur kita yang dalam tahap mempersiapkan kehidupan sebenarnya ini, menjadi sangat penting bagi kita untuk memulai ‘rajin membaca’. Tuntutan menjadi ayah atau bunda kelak, menjadi boss yang harus membimbing anak buahnya, atau hal lain yang mungkin anda lebih tahu.

Ayo kita sama-sama memulainya. Berat? Mungkin berat, karena kita belum biasa. Butuh waktu untuk membiasakannya. Seperti belajar mobil, mungkin awalnya kita harus fokus dan berkeringat dingin menyetir di daerah yang sepi dan luas. Tetapi ketika sudah biasa, kita dapat melewati jalan kecil yang padat, bahkan melakukannya sambil mengobrol santai dan mata kita sudah enak sesekali memperhatikan spion kiri, kanan dan belakang.

Saya mungkin bisa memberikan sedikit tips untuk memulai membiasakan membaca, berdasarkan pengalaman. Pikirkan waktu dimana anda merasa luang, dimana anda biasanya menghabiskan dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Kemudian ganti kebiasaan itu dengan membaca. Mebaca bacaan-bacaan yang ringan seperti koran, buletin yang disebar di kelas, tulisan blog orang lain yang ringan atau bagian dari majalah popular. Tetapi kalau bisa, pastikan diri anda membacanya sampai selesai dan betah. Setelah mulai merasa nyaman dengan membaca seperti itu, mulai membuat target membaca atau mengagendakan membaca. Satu buku dalam dua bulan mungkin atau satu bulan satu buku. Buku apa saja yang anda suka. Jangan malu membaca buku yang asing bagi sebagian banyak orang. Jangan takut dalam memilih buku yang anda sukai. Jadilah diri kita sendiri…

Lebih jauh lagi, hargai bacaan anda dengan mengapresiasinya. Beberapa cara untuk mengapresiasinya adalah dengan menulis. Saat membaca menjadi kebiasaan, anda lambat laun akan menemukan topik bacaan favorit anda. Cobalah menulis hal-hal yang anda anggap penting dari bacaan anda. Berbagilah dengan orang lain tentang bacaan anda dan mulai memberikan penilaian anda.

Selamat membaca dan tenggelam di dalamnya… 🙂

For a better habit…

KAYA DENGAN ILMU

Menyenangkan sepertinya kalau memiliki banyak ilmu kemudian membaginya dengan orang lain. Terlebih orang lain tersebut adalah orang-orang yang dapat diandalkan. Dapat diandalkan untuk terus memanfaatkan ilmu yang berguna itu. Membagi ilmu, konsepnya tidak pernah mengurangi kepintaran atau keahlian seseorang. Melainkan menambah pemahaman dan memperkaya keilmuan yang didapat dari feedback penerima.

Manusia yang memiliki ilmu yang luas, meniscayakan dirinya menjadi manusia yang lebih arif. Karena ia akan melihat masalah dengan ilmu, bukan hanya dengan perasaan dan keinginannya.

Sudahkah kita memperkaya khasanah keilmuan kita?